Kenapa sejarah? Apa
pentingnya sejarah?
Mungkin bagi sebahagian orang, sejarah tidak menjadi focus of
interest mereka.. Padahal ada nilai besar dari orang-orang yang memahami makna
sejarah.
Secara umum definisi sejarah adalah sesuatu yang terjadi di
masa lalu. Sadar ataupun tidak, masing-masing manusia sebenarnya sedang mengukir
sejarah atas nama mereka sendiri. Apa yang kita lakukan saat ini akan menjadi
sejarah untuk dikenang orang lain di masa mendatang.
Dalam peribahasa kita sering mendengar atau membaca kalimat
“bangsa yang besar adalah bangsa yang mengenal sejarahnya sendiri” atau
“belajarlah dari sejarah para pendahulu.”
Ternyata dari definisi sejarah itu sendiri sudah mampu
memberikan fungsi seorang guru. Memberikan pelajaran dari pengalaman-pengalaman
si pelaku sejarah, untuk dapat kita ilham dan ambil hikmah dari sesuatu yang
sudah terjadi. Jika sejarah itu merupakan kejadian baik, maka patut kita
teladani, dan apabila kejadian itu buruk, maka patut jua kita ketahui agar kejadian
buruk tersebut tidak terjadi kepada diri kita sendiri.
Bahkan untuk menambah ilmu dan pengetahuan, kita dianjurkan
untuk banyak membaca buku. Semakin banyak membaca, maka semakin kaya
pengetahuan. Akan tetapi, berapa banyak orang yang sedar bahawa buku itu adalah
sejarah pemikiran, pengetahuan dan pengalaman dari si penulis? Dengan kata lain
setiap buku merupakan sejarah si penulis buku tersebut.
Subhanallah makna “sejarah” tersebut bagi kita.
Oleh karena itu, di dalam ajaran agama islam, kita sebagai
umat pun dianjurkan untuk mempelajari sejarah. Hal ini terdapat di dalam Al
Quran surat An Nuur ayat 34:
ولقد أنزلنا إليكم آيات
مبينات ومثلا من الذين
خلوا من قبلكم وموعظة
للمتقين
Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kamu ayat-ayat
yang memberi penerangan, dan contoh-contoh dari orang-orang yang terdahulu
sebelum kamu dan pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (An-Nuur:34)
“Jika pagi datang, orang yang lalai
akan berpikir apa yang harus dikerjakannya. Sedangkan orang yang berakal akan
berpikir apa yang akan dilakukan Allah padanya” (Ibnu Athaillah)
Lalu apakah kita sebagai umat muslim juga akan lalai dalam
mengukir sejarah kita sebagai manusia?
No comments:
Post a Comment